Sejarah dan Transformasi Rumah Jenggotan
Rumah Jenggotan, sebuah komplek bangunan bersejarah yang terletak di sisi selatan Jl. Jenggotan, Bumijo, Yogyakarta, memiliki perjalanan panjang yang penuh transformasi. Terletak sekitar 100 meter dari Jl. Magelang, bangunan ini awalnya didirikan sebelum kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan Peta Jogjakarta en Omstreken yang dibuat pada tahun 1925, keberadaan komplek bangunan ini telah tercatat dengan jelas.
Pada tahun 1954, komplek bangunan ini berfungsi sebagai rumah sakit mata. Bangunan di bagian timur digunakan sebagai tempat tinggal perawat senior, sedangkan bangunan tengah menjadi pusat rumah sakit, dan bangunan barat difungsikan sebagai tempat tinggal dokter mata. Setelah tidak lagi digunakan sebagai rumah sakit, pada tahun 2001, komplek ini beralih fungsi menjadi gudang buku dan tempat tinggal karyawan di bawah pengelolaan Kanwil Depdikbud1sekarang menjadi Diknas.
Pada tahun 2008, bangunan ini kembali mengalami transformasi dan digunakan sebagai Depo Arsip DPPKA DIY2Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset DIY. Kini, dengan nilai sejarahnya yang kaya, Rumah Jenggotan akan diadaptasi dan digunakan sebagai kantor Oditurat Militer II-11 Yogyakarta.
Pengembangan dan Adaptasi Bangunan
Karena akan digunakan sebagai kantor militer, adaptasi bangunan dilakukan dengan tetap mempertahankan nilai historisnya. Pengembangan bangunan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak atau mengurangi nilai penting dari struktur asli. Bagian-bagian yang dipertahankan meliputi bentuk atap, susunan ruang utama, dan tampilan keseluruhan bangunan. Jika bagian tertentu sudah mengalami perubahan dari bentuk aslinya, perbaikan dilakukan untuk mengembalikan bentuk bangunan sedekat mungkin dengan kondisi aslinya.
Rehabilitasi Tahun 2018
Pada tahun 2018, perbaikan besar dilakukan pada bangunan di bagian barat dan penggantian pagar depan. Pekerjaan rehabilitasi ini mencakup pengembalian bentuk bangunan lama serta penyesuaian dengan kebutuhan ruang saat ini. Beberapa pekerjaan yang dilakukan antara lain:
- Konservasi penutup atap jenis genteng kodok3jenis genteng yang memiliki penahan air hujan di bagian ujung atasnya.
- Penggantian penutup atap genteng vlam dan asbes gelombang menjadi genteng kodok.
- Penggantian talang tegak dan talang datar.
- Penggantian rangka atap, plafon, dan lantai keramik menjadi tegel abu-abu atau tegel motif.
- Penggantian instalasi listrik dan perbaikan pintu serta jendela.
- Pekerjaan konservasi kayu, termasuk pemberian anti rayap dan injeksi resin pada kayu yang keropos.
- Penggantian plesteran dinding dengan plesteran yang menggunakan campuran semen merah (bligon).
- Pengecatan ulang dan penggantian pagar depan.
Proses pemasangan genteng bubungan dan pemasangan kembali genteng kodok setelah proses pembersihan menunjukkan perhatian besar terhadap detail dalam konservasi bangunan ini.
Rumah Jenggotan tidak hanya menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting di Yogyakarta, tetapi juga contoh bagaimana bangunan bersejarah dapat beradaptasi untuk fungsi modern tanpa mengorbankan nilai historisnya. Dengan perhatian yang tepat terhadap konservasi, bangunan ini dapat terus berfungsi sebagai bagian penting dari lanskap Yogyakarta.