Yogyakarta — Musim haji tahun 2025 menjadi momentum spiritual yang tidak hanya dirayakan oleh sebagian wilayah, melainkan dirasakan merata oleh seluruh daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data resmi Embarkasi Solo (SOC), tercatat bahwa seluruh lima wilayah administratif DIY—yakni Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta—mengirimkan jamaah haji yang kemudian dijadwalkan kembali ke tanah air antara 30 Juni hingga 11 Juli 2025.
Keterlibatan penuh semua wilayah ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk menunaikan rukun Islam kelima tidak hanya tumbuh di pusat kota, tapi juga menyebar hingga pelosok kabupaten.
Sleman dan Bantul Mendominasi Jumlah Kloter
Jika dilihat dari jumlah kloter, Sleman dan Bantul muncul paling sering dalam jadwal kepulangan. Keduanya terlibat dalam setidaknya lima hingga tujuh kloter, baik sebagai kloter mandiri maupun sebagai bagian dari kloter gabungan dengan kabupaten lain.
Ini mengindikasikan bahwa dua kabupaten tersebut memiliki jumlah jamaah yang signifikan, serta sistem pembinaan haji yang cukup aktif dari tingkat kecamatan hingga kabupaten.
“Setiap tahun, Sleman dan Bantul selalu mengirimkan rombongan besar. Ini bukti bahwa masyarakatnya sudah sangat siap secara finansial maupun spiritual,” ujar salah satu petugas penyelenggara haji daerah.
Kota Yogyakarta Aktif, Meski Tidak Mendominasi
Kota Yogyakarta sendiri muncul dalam tiga kloter: 70, 71, dan 95. Meskipun jumlah jamaahnya lebih sedikit dibandingkan kabupaten sekitarnya, kehadiran Kota Yogyakarta di kloter terakhir (Kloter 95) menunjukkan fleksibilitas penempatan yang mungkin disesuaikan dengan kuota dan kondisi jamaah lanjut usia atau prioritas khusus.
Keikutsertaan warga kota dalam ibadah haji tetap memberikan dampak simbolis yang besar, mengingat status Yogyakarta sebagai pusat budaya dan pendidikan Islam.
Gunungkidul dan Kulon Progo
Menariknya, Gunungkidul dan Kulon Progo hanya tercatat masing-masing dalam satu kloter saja:
- Gunungkidul: Kloter 69 (gabungan dengan Sleman & Bantul)
- Kulon Progo: Kloter 68 (gabungan dengan Bantul)
Meskipun terhitung minim dari sisi jumlah kloter, hal ini tetap menandakan bahwa akses terhadap ibadah haji di kedua wilayah ini pun terus membaik, terutama dengan dukungan sistem kuota dan pembinaan Kemenag di tingkat kabupaten.
Tidak Ada Jamaah Gunungkidul & Kulon Progo di Kloter Terakhir
Fakta lainnya, hanya Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta yang tercatat dalam Kloter 95—kloter terakhir yang tiba pada 11 Juli 2025. Gunungkidul dan Kulon Progo sudah selesai lebih awal, yakni hingga tanggal 2 Juli 2025.
Hal ini bisa dibaca sebagai bentuk efisiensi: jumlah jamaah yang relatif lebih kecil memungkinkan mereka dikelompokkan dalam kloter-kloter awal yang cepat dipulangkan.
Kolaborasi Lintas Kabupaten: Wajah Soliditas Jamaah DIY
Kloter-kloter gabungan seperti 68, 69, dan 71 menunjukkan adanya sinergi antarkabupaten. Ini bukan hanya pengaturan teknis, tapi juga mencerminkan kebersamaan spiritual lintas wilayah.
“Bertemu dengan sesama jamaah dari kabupaten tetangga memperluas silaturahmi kami. Kami jadi saling mendukung sejak manasik hingga pulang ke rumah,” ujar salah satu jamaah asal Kulon Progo.
Pemerataan distribusi jamaah haji di seluruh kabupaten/kota DIY menunjukkan bahwa ibadah haji bukan hanya milik kelompok atau wilayah tertentu, melainkan hak dan kesempatan yang terus diperjuangkan bersama.
Semoga semangat dan ketaatan para jamaah tahun ini bisa menjadi inspirasi dan penyemangat bagi mereka yang masih dalam proses menabung, menunggu antrean, atau baru mulai menumbuhkan niat.