Tarif Tak Naik, BBM Melambung! Ribuan Ojol Jogja Lakukan Aksi Besar-Besaran di Depan Sultan!

Demo OJOL Jogja 2024

Ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Yogyakarta yang tergabung dalam Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, pada Kamis (29/8/2024). Aksi ini menjadi sorotan besar karena melibatkan ribuan pengemudi dari berbagai daerah, termasuk Solo Raya, Kebumen, Magelang, hingga Purworejo. Demo ini bertujuan menuntut kenaikan tarif, regulasi yang jelas, dan mengurangi beban potongan dari aplikator.

Aksi Besar di Yogyakarta

Aksi dimulai sekitar pukul 08.30 WIB dari Stadion Kridosono, berlanjut dengan konvoi menuju beberapa titik penting di Yogyakarta, seperti Jalan Jenderal Sudirman, Terminal Ngabean, Titik Nol Kilometer, hingga akhirnya menuju Kompleks Kepatihan, kantor Gubernur DIY. Massa aksi yang terdaftar mencapai sekitar 3.000 orang, meskipun awalnya direncanakan melibatkan hingga 5.000 peserta.

Pengunjuk rasa tiba di Kompleks Kepatihan sekitar pukul 11.00 WIB dan mendesak bertemu langsung dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Mereka ingin menyampaikan tuntutan yang akan diteruskan ke Kementerian Perhubungan. Tuntutan utama mereka adalah kenaikan tarif layanan penumpang, pengiriman makanan, dan barang, serta penurunan potongan aplikasi yang dirasa memberatkan.

Tuntutan Pengemudi Ojol

Ketua FOYB, Rie, menyampaikan beberapa tuntutan utama dari pengemudi ojol:

  1. Kenaikan Tarif Minimum: Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 667 Tahun 2022, pengemudi berhak menerima upah Rp8.000/trip untuk jarak di bawah 4 kilometer. Pengemudi menuntut kenaikan menjadi Rp9.000 atau Rp10.000/trip.
  2. Tarif Batas Bawah dan Atas: Saat ini, tarif Batas Bawah untuk Zona II adalah Rp2.000/kilometer, dan tarif Batas Atas adalah Rp2.500/kilometer. Pengemudi menuntut kenaikan menjadi masing-masing Rp2.200/kilometer dan Rp2.700/kilometer.
  3. Penurunan Potongan Aplikasi: Potongan aplikasi sebesar 20% pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1001 Tahun 2022 diubah menjadi 15% seperti dalam Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 667. Pengemudi merasa potongan 20% sangat memberatkan, terutama dengan adanya kenaikan UMR dan harga BBM.

Selain itu, pengemudi juga menuntut adanya regulasi yang jelas terkait layanan pengiriman makanan dan barang. Saat ini, belum ada regulasi yang mengatur tarif pengiriman makanan dan barang, yang menyebabkan persaingan tidak sehat antar aplikator. Pengemudi merasa dirugikan dengan tarif rendah yang ditetapkan oleh aplikator, yang berdampak pada minimnya pendapatan dan meningkatnya risiko kerja.

Sweeping Terhadap Pengemudi yang Tidak Ikut Aksi

Saat aksi berlangsung, terjadi sweeping terhadap pengemudi ojol yang tetap bekerja. Para pengunjuk rasa meminta pengemudi yang melintas untuk melepas atribut aplikasi, seperti jaket, sebagai bentuk solidaritas. “Driver yang nge-bid tidak menghargai kami, kami sudah bilang dari kemarin-kemarin. Kami aksi juga untuk mereka,” kata Dedi, salah satu pengemudi ojol.

Koalisi Ojol Nasional, yang juga terlibat dalam aksi di Jakarta, menyampaikan enam tuntutan utama dalam unjuk rasa mereka. Salah satunya adalah menyamaratakan tarif layanan makanan dan barang di setiap aplikator serta menghilangkan double order, yang dianggap merugikan pengemudi. Demo di Jakarta berlangsung di depan Patung Kuda atau Patung Arjuna Wijaya dan juga melibatkan ratusan hingga ribuan pengemudi dari berbagai daerah di Indonesia.

Penutup

Aksi ini menunjukkan besarnya tekanan yang dirasakan oleh para pengemudi ojol, terutama terkait ketidakpastian regulasi dan tarif yang tidak memadai. Tuntutan mereka jelas: kenaikan tarif yang adil, regulasi yang jelas, dan penurunan potongan aplikasi yang memberatkan. Semua ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pengemudi ojol di Yogyakarta dan seluruh Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *