Krisis sampah Jogja masih menjadi topik hangat di media sosial seperti Twitter (sekarang X). Dengan menggunakan keyword seperti “sampah Jogja,” kita masih dapat menemukan banyak curhatan warga tentang masalah ini. Terutama bagi mereka yang tinggal di pemukiman padat seperti area perkotaan, dampak dari persoalan sampah ini mungkin terasa lebih nyata.
Program Calon Walikota dalam Menangani Krisis Sampah Jogja
Bahkan saking daruratnya, isu sampah ini kompak diusung oleh 3 calon walikota Jogja, bahkan menjadi program prioritas dalam kampanye mereka! Berikut adalah rincian program terkait penanganan sampah dari masing-masing pasangan calon:
- Pasangan Afnan Hadikusumo – Singgih Raharjo
- Fokus pada Penuntasan Masalah Sampah: Singgih Raharjo, yang juga mantan Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, menyatakan bahwa mereka akan fokus menuntaskan masalah sampah di Kota Jogja. Mereka menyadari bahwa sampah adalah masalah yang nyata dan masih sangat terasa di kota tersebut hingga saat ini.
- Pendekatan Menyeluruh: Selain penanganan sampah, pasangan ini juga akan fokus pada upaya menekan angka kemiskinan, pengangguran, serta mengarahkan pendidikan dan budaya Kota Jogja menjadi lebih unggul dan berkelas internasional.
- Pasangan Heroe Poerwadi – Sri Widya Supena
- Program Prioritas Penuntasan Sampah: Dalam 11 program prioritas yang dirumuskan oleh pasangan ini, penuntasan masalah sampah menempati posisi paling atas. Hal ini menunjukkan komitmen kuat mereka untuk mengatasi masalah ini.
- Pengembangan Lainnya: Selain penanganan sampah, Heroe-Supena juga akan fokus pada pengembangan pusat-pusat inkubasi bisnis bagi anak muda, optimalisasi manajemen transportasi terintegrasi, dan berbagai program lainnya yang mendukung perkembangan Kota Jogja.
- Pasangan Hasto Wardoyo – Wawan Harmawan
- Kota Sehat dengan Prioritas Penuntasan Sampah: Hasto Wardoyo menekankan bahwa penuntasan sampah menjadi prioritas utama bagi mereka dalam menciptakan Kota Jogja yang sehat. Mereka juga menekankan pentingnya gotong royong dalam upaya ini, menunjukkan pendekatan kolaboratif dalam penanganan masalah sampah.
Ketiga pasangan calon ini menunjukkan keseriusan dalam menangani masalah sampah di Kota Jogja, dengan pendekatan yang berbeda namun tetap menempatkan masalah ini sebagai prioritas utama dalam visi mereka untuk masa depan kota Jogja.
Krisis sampah di DIY memang masih menjadi tantangan meskipun berbagai langkah sudah dilakukan, seperti pemasangan mesin pengolah sampah yang diproyeksikan selesai pada pertengahan tahun 2024. Mesin ini direncanakan dapat mengolah hingga 100 ton sampah per hari di ITF1Intermediate Treatment Facility Bawuran, Pleret. Kerjasama antara Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta menunjukkan komitmen untuk mengelola sampah secara bersama-sama, meskipun masih ada kendala yang harus diatasi, termasuk penyelesaian instalasi mesin di beberapa titik dan pengolahan sampah yang belum sepenuhnya optimal.
Namun, kenyataan bahwa masalah sampah masih eksis menunjukkan bahwa upaya teknis saja tidak cukup. Seperti yang diungkapkan oleh Pj Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, pengelolaan sampah juga memerlukan perubahan perilaku sosial masyarakat dan pendekatan yang melibatkan komunitas. Meskipun sudah ada teknologi dan lahan untuk pengelolaan, keberhasilan sepenuhnya masih terkendala oleh masalah sosial dan penerimaan masyarakat. Sehingga, meskipun langkah-langkah telah diambil, masalah sampah di DIY belum sepenuhnya terselesaikan.