TPA Piyungan Sudah Buka Hari Ini - Pemulung Sampah Sedikit Lega

Bagi para pengais sampah yang telah menggantungkan hidupnya dari aktivitas mengumpulkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, masa-masa sulit telah berlangsung selama lebih dari 40 hari. Sejak bulan Juli lalu, mereka harus berhenti mengais sampah karena TPA Piyungan ditutup untuk operasional.

Namun, ada kabar baik. Saat ini, TPA Piyungan sudah dibuka kembali, dan ini memberikan sedikit harapan bagi para pengais sampah. Wagiyem, salah seorang pengais sampah veteran dengan pengalaman lebih dari tiga puluh tahun di TPA Piyungan, mengatakan, "Sekarang sudah buka lumayan ada kegiatan lagi. Kalau dari kemarin tutup gak ada sampah yang bisa dipilah."

Meski TPA Piyungan kembali beroperasi, ada batasan baru yang harus mereka hadapi. Operasional TPA Piyungan sekarang hanya berlangsung setengah hari. Pemerintah daerah memberlakukan pembatasan operasional dengan skema tiga hari beroperasi, satu hari libur, dan kemudian tiga hari berikutnya beroperasi lagi, disusul satu hari libur.

Wagiyem menjelaskan, "Jadi, gak buka secara penuh, tiga hari buka, satu hari libur." Ini adalah tantangan tambahan bagi para pengais sampah yang harus memanfaatkan waktu terbatas untuk mencari barang yang dapat dijual.

Situasi yang serupa juga dialami oleh Suminten, seorang warga pengais sampah TPA Piyungan yang berbagi pengalaman dengan Wagiyem. Ia mencatat bahwa truk pengangkut sampah kini tidak lagi beroperasi sepanjang hari seperti sebelumnya. "Sekarang jam 12 siang saja truk udah gak ada yang masuk. Kalau dulu kan banyak," ujarnya.

Para pengais sampah di TPA Piyungan mengandalkan penjualan sampah plastik dan barang-barang layak pakai lainnya sebagai sumber penghasilan mereka. Meskipun situasi masih sulit dengan pembatasan operasional yang ada, mereka tetap berusaha keras untuk mengais rezeki dari TPA Piyungan.

Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, para pengais sampah di TPA Piyungan tetap bersyukur karena setidaknya ada sedikit harapan di tengah keterbatasan yang mereka hadapi. Mereka berkomitmen untuk tetap bekerja keras dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk mencari sampah yang bisa dijual serta barang-barang lain yang masih memiliki nilai.

Baca Juga: Fakta-fakta TPST Piyungan