Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo Ternyata dari Keluarga NU - Begini Profil Lengkapnya

Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo (lahir pada 12 Oktober 1960) memegang jabatan sebagai Bupati Kabupaten Sleman untuk periode 2021 - 2026, dan mulai menjabat sejak tanggal 26 Februari 2021. Pencapaian gemilangnya mencakup terpilihnya dalam Pemilihan umum Bupati Sleman tahun 2020, menjadikannya bupati perempuan pertama sepanjang sejarah Kabupaten Sleman.

Kustini Sri Purnomo berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan memiliki latar belakang di organisasi Muhammadiyah. Ia juga dikenal sebagai istri dari Bupati Sleman periode 2016 - 2021, Sri Purnomo, dan bersama-sama mereka memiliki tiga orang anak: Dr. Aviandi Okta Maulana, S.E., M.Acc., Ak., CA (dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM), dr. Nudia Rimanda Pangesti, dan dr. Raudi Akmal (anggota DPRD Kabupaten Sleman).

Riwayat Hidup:

Masa kecil dan Pendidikan:

Kustini Sri Purnomo menghabiskan masa kecilnya dalam lingkungan keluarga yang sangat religius dengan latar belakang Nahdlatul Ulama. Ia mengejar pendidikan Sarjana Muda di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dan melanjutkan studi S1 di tempat yang sama dengan mengambil Jurusan Ushuluddin, Fakultas Perbandingan Agama.

Riwayat Organisasi:

Kustini Sri Purnomo memiliki perhatian yang mendalam terhadap sejumlah isu penting, seperti UMKM, perempuan, penanggulangan kemiskinan, pertanian, pendidikan, infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pariwisata. Ia telah aktif dalam beberapa lembaga dan organisasi, termasuk Pimpinan Daerah 'Aisyiyah (PDA) Kab. Sleman, Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kab. Sleman, Tim Penggerak PKK Kab. Sleman, Ketua Perwosi Kab. Sleman, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kab. Sleman, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kab. Sleman, dan Dharma Wanita Kab. Sleman.

Kiprah:

Batik Parijoto Salak:

Kustini Sri Purnomo dikenal sebagai inisiator dari batik motif khas Kabupaten Sleman, yaitu batik motif parijotho salak yang diperkenalkan pada tahun 2013. Motif ini terinspirasi dari tanaman parijoto yang tumbuh di lereng Gunung Merapi di Kapanewon Pakem dan Cangkringan, yang melambangkan kemakmuran, serta salak pondoh yang merupakan komoditas unggulan Kabupaten Sleman.

Untuk mempromosikan motif parijotho salak, Kustini menciptakan "Gerakan Beli Batik Sleman" pada tahun 2020, dan bahkan mengusulkan motif ini sebagai seragam haji. Usulannya diterima dengan baik dan masih berjalan hingga saat ini.

Petani Milenial:

Selama masa pemerintahannya, Kustini Purnomo gencar memajukan program "Petani Milenial" sebagai komitmennya untuk meningkatkan kualitas petani di Sleman. Ia menargetkan adanya 2.000 petani milenial hingga tahun 2024, menjadikan Sleman sebagai daerah dengan jumlah petani milenial terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Petani milenial yang tergabung dalam program ini mendapatkan berbagai bantuan, termasuk bibit, pupuk, dan sarana pertanian. Mereka juga menerima pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan usaha pertanian mereka.

Wifi Gratis Padukuhan:

Program Wifi Gratis Padukuhan adalah salah satu realisasi dari janji kampanye Kustini sebagai Bupati Sleman. Program ini bertujuan untuk menginstalasi wifi gratis di 1212 padukuhan. Saat ini, program ini telah berhasil menginstalasi wifi gratis di 579 padukuhan, mencakup 48 persen dari total padukuhan yang ditargetkan.

Layanan wifi gratis ini terutama ditempatkan di daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh sinyal komunikasi atau berada di lokasi yang telah disepakati oleh masyarakat padukuhan. Di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh jalur kabel fiber optik, dibangun pula menara wifi. Wifi gratis ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti promosi pariwisata, transaksi produk UMKM, pembelajaran online, kerja dari rumah, dan lain sebagainya.

Penanganan Covid-19:

Pada bulan Juni 2021, Kabupaten Sleman menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Delta yang mencapai 6.254 kasus. Dalam upaya mengatasi situasi tersebut, Kustini Sri Purnomo meluncurkan "Gerakan Sesarengan Jogo Sleman" melalui Surat Edaran Nomor 443/01745. Gerakan ini mencakup berbagai program, seperti pengoperasian RS Darurat Covid-19, Puskesmas yang buka 24 jam, penambahan fasilitas isolasi terpadu di hotel dan asrama kampus, pembangunan 96 shelter isolasi mandiri di tingkat kalurahan, pengisian tabung oksigen gratis, dan pemberian bantuan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri. Untuk mempercepat program vaksinasi, Kustini menjalankan target 15 ribu vaksinasi per hari, sehingga pada akhir tahun 2021, tingkat vaksinasi di Sleman mencapai 70 persen.

Penghargaan:

Kustini Sri Purnomo telah meraih sejumlah penghargaan dan prestasi selama kariernya. Pada tahun 2010, saat menjabat sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Sleman, ia meraih penghargaan Juara Tertib Administrasi (Madya III). Pada tahun 2012, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten Sleman, ia menjadi pencetus sayembara batik Parijotho salak sebagai ciri khas Sleman. Pada tahun yang sama, ia juga meraih Juara III Tertib Administrasi (Utama III) saat menjabat sebagai Ketua TP PKK. Selanjutnya, pada tahun 2014, Kustini Sri Purnomo meraih juara Utama II PKDRT sebagai Ketua TP PKK, dan pada tahun 2017, ia meraih Juara Utama III PAAR sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Sleman.

Pada tahun 2019, Kustini meraih dua penghargaan. Pertama, Penghargaan Pakarti Madya III Tingkat Nasional dalam kategori Pelayanan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat IVA Test. Kedua, ia menjadi pencetus boneka Salman sebagai souvenir khas Kabupaten Sleman dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dekranasda.